INDONESIA TERSERAH, HIDUPMU MAU DIBAWA KEMANA?
Oleh: Abdullah Makhrus
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan duka mendalam atas meninggalnya seorang perawat berstatus pasien dalam pengawasan ( PDP) dan sedang dalam keadaan mengandung. Perawat bernama Ari Puspitasari tersebut setiap harinya mengabdi di Rumah Sakit Royal Surabaya.(regional.kompas.com/2020/05/18)
Satu lagi pahlawan medis telah meninggalkan kita, duka mendalam di negeri ini kembali terjadi. Ketika tenaga medis berjuang mati-matian, nyatanya masih ada yang belum mampu membuka mata fisik dan mata hati di sebagian masyarakat kita.
Lihat saja sikap sebagian masyarakat yang cenderung seperti tidak lagi mempedulikan adanya pandemi corona. Fakta ini nampak adanya, tatkala viralnya pemberitaan kerumunan saat penutupan McD Sarinah dan adanya keramaian di terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta di jagad media sosial.
Sontak saja kemudian para pejuang medis geram memosting tulisan INDONESIA TERSERAH. Tak hanya tenaga medis, saat ini topik ini menjadi pembicaraan netizen secara umum.
“Ini yang bikin kita harus berdamai dengan Corona, karena banyak yang ga bisa dikasih tahu kalau kita lagi perang dan banyak juga yg tdak mau diajak perang New Normal #indonesiaterserah,” tulis akun @yohisoyoh. “Saat ini slogan yg muncul Indonesia Terserah... Lama lama nanti akan muncul Pemerintah Terserah...!!!” komentar akun @kalijaga113.
Lantas, akankah slogan INDONESIA TERSERAH ini akan menjadi bukti atas keputusasaan tenaga medis atas usaha mereka yang sudah dianggap sia-sia? Bahkan ada pula ajakan agar tenaga medis pulang saja ke rumah di beberapa sosial media karena acuhnya masyarakat dan kebijakan yang terkesan plin plan saat pemerintah menyusun rencana pelonggaran PSBB.
*Apakah ada konsep TERSERAH di dalam Islam?*
Yuk, kita tengok peringatan Allah SWAT di surah al-A'raf ayat 179, "Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah."
Saudaraku, bukankah adanya virus korona ini menjadi ayat kauniyah yang lebih dari cukup memberikan peringatan bagi kita yang abai akan protokol kesehatan? Lantas apakah kita akan terus acuh menjaga diri dari penularan yang begitu cepat saat ini ketika kita tidak lagi memperhatikan aturan kesehatan yang telah disampaikan paramedis?
Ketika mereka sudah lelah mengingatkan dan nyatanya kita yang bebal tak mau diingatkan. Lantas mereka mengatakan TERSERAH dan MENINGGALKAN tempat kerja mereka karena tak lagi mau memerhatikan dan menyelamatkan nyawa Anda yang hanya satu-satunya. Lalu apa yang bisa Anda lakukan?
Karena itu, Ayolah kawan. Mari bantu paramedis agar mereka tak putus asa dengan sedikit kepedulian kita melaksanakan protokol kesehatan. Itupun jika mata hati Anda masih hidup dan masih memiliki empati atas hasil kerja keras paramedis. Semoga siapapun yang membaca tulisan ini menyadari dan masih terketuk hatinya.

No comments:
Post a Comment